Showing posts with label Batam. Show all posts
Showing posts with label Batam. Show all posts

Wednesday, January 7, 2009

Otorita Bagi-Bagi Duit

Dugaan bagi-bagi duit pascakenaikan tarif layanan jasa penumpang (passanger service charge/PSC/airport tax) Bandara Hang Nadim sebesar 130 persen, 2007 silam, terasa makin kuat. Dengan dalih meningkatkan mutu pelayanan, Otorita Batam mengalokasikan dana sebesar Rp180 juta untuk 10 orang yang tak jelas betul fungsi dan tugasnya.

Jasa konsultasi dan pengawasan Bandara Hang Nadim yang dijadikan alasan dikeluarkanya duit tersebut, disinyalir cuma akal-akalan. Sejak statusnya naik dari bandara kelas II menjadi kelas I 1995 lalu, Otorita Batam belum pernah menempatkan 10 konsultan dan pengawas sekaligus di Bandara Hang Nadim. Apalagi cuma untuk mengawasi toilet, parkir, pendingin udara, dan obyek-obyjek layanan publik lainnya.

Jika kondisi keuangan negara, termasuk anggaran untuk OB 14 tahun silam dibandingkan dengan sekarang, tentu masih lebih baik pada 1995 lalu. Kejanggalan lain, jasa konsultasi dan pengawasan itu baru dipakai OB sekitar 15 hari setelah kenaikan PSC dari Rp13 ribu menjadi Rp30 ribu per penumpang. Putusan ini mendapatkan dukungan berbagai pihak, termasuk di antaranya Yayasan Lembaga Konsumen Batam (YLKB) dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lain.

Menariknya, setelah kenaikan tarif PSC 130 persen disetujui, OB justru merekrut pihak-pihak yang sebelumnya berseberangan dengan mereka sebagai konsultan. Orang-orang yang dirangkul OB tersebut, masing-masing dibayar Rp1.500.000 per bulan, potong pajak. Dana yang bersumber dari anggaran OB 2008 tersebut, mengucur deras ke kocek 10 konsultan sejak Ketua Otorita Batam Mustofa Widjaja mengeluarkan Surat Keputusan Bantuan Honor Tim Konsultasi dan Pengawasan Hang Nadim.

Total duit yang dikeluarkan OB, tak kurang dari Rp180 juta dalam kurun waktu setahun terakhir. Informasi yang diperoleh Batam Pos, ada beberapa oknum pejabat di Hang Nadim juga kebagian duit tersebut.
Kasubag Humas OB, Dendi Gustinandar membantahnya. Menurut Dendi, selain Ketua YLKB Fachri Agusta, Sekretris Asron Lubis dan Bendahara Thamrin, OB merekrut tujuh orang yang kompeten dalam teknis pengawasan mutu layanan bandara.

’’Mereka, termasuk YLKB, direkrut karena dinilai memiliki kemampuan melaksanakan tugas untuk menghasilkan out put berupa kajian maupun masukan demi perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan di Hang Nadim. Mereka diberi honor sesuai SK Ketua OB,” kata Dendi di ruang kerjanya, Gedung OB, Batam Centre, Rabu (7/1).

Benarkah mereka direkrut kapabel? Saat Batam Pos meminta data 10 penerima honor konsultasi dan pengawasan Hang Nadim, Dendi tak bersedia memberikan. Menurutnya, tidak etis jika OB membuka nama-nama penerima honorarium itu ke publik.

Dugaan adanya bagi-bagi duit mencuat, setelah Bendahara YLKB mengadukan Sekretaris YLKB, Asron Lubis ke Mapolda Kepri dengan tuduhan penggelapan uang honorarium dan pemalsuan tanda tangan, Selasa (6/1) lalu.

Menurut Thamrin, dana bulanan OB dikucurkan sejak Januari hingga 2008. Ia membenarkan YLKB mendukung bahkan ikut memperjuangkan kenaikan airport tax. Menurutnya, jika tarif airport tax Rp13 ribu per per penumpang dipertahankan, Hang Nadim tidak akan bisa menghidupi dirinya sendiri. Apalagi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Hanya saja, lanjut dia, persetujuan itu, harus diikuti sejumlah syarat. Di antaranya, peningkatan pelayanan, seperti penyediaan troli yang lebih baik dari sebelumnya, perbaikan toilet, pendingin udara dan sebagainya.
Kendati mengaku ikut memperjuangkan kenaikan tarif airport tax dan menerima duit bulanan dari OB, namun Thamrin tak bisa menjawab saat ditanya sampai kapan dana tersebut dikucurkan ke YLKB.

Gara-gara duit itu juga trio YLKB pecah kongsi. Thamrin yang beberapa waktu lalu berniat mencairkan jatahnya, harus menelan kekecewaan lantaran uangnya sudah lebih dulu diambil Sekretaris YLKB. Itu dibuktikan dengan tanda tangan Asron di lembar tanda terima yang dikeluarkan Bagian Keuangan OB. Lembar ini pula yang dibawa Thamrin ke Mapolda Kepri sebagai barang bukti saat membuat laporan kasus penggelapan uang dan pemalsuan tandatangan.

Ketua YLKB Fachri Agusta saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (6/1) membenarkan menerima uang ini, ”Dana itu merupakan honorarium Tim Pengawasan Pelayanan Fasilitas Bandara, di mana dalam tim itu termasuk wakil dari YLKB. Ini di-SK-kan oleh Otorita Batam dan timnya tidak hanya dari YLKB, termasuk ada dari pihak bandara sendiri,” katanya.

Sedangkan Sekretaris YLKB Asron Lubis menjelaskan, uang bulanan itu diberikan OB karena YLKB diminta bantuan untuk melakukan pengawasan pelayanan di Bandara Hang Nadim. Selain YLKB, masih ada 7 orang lainnya yang menerima duit tersebut. ”Jadi nggak ada hubungannya sama sekali dengan kenaikan tarif PSC. Kalau Thamrin bilang begitu, mungkin karena dia tidak tahu. Kita ini tim yang dibentuk resmi. Bahkan pakai SK Otorita Batam,” ujarnya

Nasabah Sarijaya Batam Rugi 300M

Direktorat II/Ekonomi Khusus Bareskrim menelisik berkas dan pengakuan komisaris utama PT Sarijaya Permana Sekuritas Herman Ramli yang telah mendekam di tahanan sejak 24 Desember lalu. Dari perhitungan sementara nilai kerugian yang harus ditanggung para nasabah telah mencapai Rp 300 miliar. Jumlah itu bisa saja bertambah.

”Bisa jadi lebih tapi tidak kurang dari jumlah itu,” kata Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji di Bareskrim, kemarin (7/1). Jenderal bintang tiga itu menyatakan jika hingga sekarang memang baru satu tersangka yang ditetapkan. ”Namun bisa saja ada tersangka baru jika ada saksi dan bukti tambahan,” tambahnya.
Meskipun kerugian cukup besar, namun nasabah Sarijaya boleh sedikit berlega hati. Soalnya, Herman Ramli sebagai pemilik Sarijaya telah menyerahkan kuasa pengalihan 100 persen sahamnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penyerahan kuasa itu diharapkan mempercepat penjualan saham Sarijaya kepada investor yang berminat. Dengan begitu, aset nasabah bisa lebih cepat diselamatkan.

’’Herman Ramli telah menyerahkan masalah pemindahtanganan kepemilikan sahamnya di Sarijaya kepada otoritas bursa,’’ ujar Dirut BEI di Jakarta kemarin (7/1). Namun, lanjut dia, pengambilalihan baru dapat dilakukan setelah verifikasi yang dilakukan BEI dan Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) kelar. Proses verifikasi diharapkan selesai secepatnya agar dana nasabah tidak berlarut-larut terjebak dan tidak bisa dicairkan. ’’Bursa mengutamakan penyelamatan aset nasabah,’’ sambungnya.

Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany mengatakan, pihaknya tidak mau banyak terlibat terhadap pengambilalihan Sarijaya oleh investor baru. ’’Kami hanya concern untuk penyeleksian (calon investor) saja. Semua kami serahkan kepada SRO (self regulatory organization),’’ imbuhnya.

Dia menegaskan, Bapepam-LK akan mengambil tindakan tegas dengan mencabut izin kegiatan dan sertifikat pemilik yang juga Komisaris Utama Sarijaya Herman Ramli. Bukan hanya itu. Bapepam juga memasukkan Herman ke daftar hitam pasar modal. ’’Akan masuk daftar orang tercela dan dilarang melakukan kegiatan bursa selamanya. Kami sangat tegas dengan masalah seperti ini,’’ janjinya.

Fuad berjanji, Bapepam bakal mempersiapkan mekanisme fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) yang lebih ketat untuk mencegah kasus seperti Sarijaya terulang. ’’Kami lakukan fit and proper yang lebih ketat, standar kualifikasinya akan kami tingkatkan. Kami tidak ingin ada oknum kotor di pasar modal,’’ tegasnya.

Dengan kondisi krisis keuangan seperti saat ini, pihaknya berharap agar semua kegiatan di pasar modal bisa dilaksanakan sewajarnya. ’’Kejadian Sarijaya bisa menjadi pelajaran bagi sekuritas atau anggota bursa (AB) yang lain,’’ ungkapnya. Ke depan, Fuad mengharapkan investor lebih berhati-hati melakukan transaksi bursa, baik dalam pemilihan broker maupun yang lain

Dirut Sarijaya Yusuf Rusli mengaku telah menerima tawaran dari empat investor asing dan lokal yang tergabung dalam satu konsorsium. Konsorsium tersebut berencana membeli 100 persen saham Sarijaya senilai Rp 250 miliar. Vier Jamal, hedge fund independen yang ditunjuk konsorsium menyatakan, pihaknya telah menyiapkan dana tersebut ditambah Rp 150 miliar untuk mengembangkan Sarijaya pasca pengambilalihan. Dengan begitu, totalnya Rp 400 miliar.

Jamal mengatakan, sebelum negosiasi lebih lanjut, manajemen Sarijaya harus memastikan bahwa Herman Ramli bersedia melepas sahamnya, baru kemudian empat investor yang ditanganinya masuk.

BEI Bikin Sistem Baru

BEI kini menyiapkan sistem pengecekan data rekening yang terkoneksi dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). “Dengan sistem tersebut, nasabah bisa mengecek secara langsung setiap saat. Sistem ini bekerja sama dengan KSEI, sekarang sudah ada di Bapepam-LK,” ujar Erry Firmansyah, kemarin (7/1).

Dia mengatakan, sistem baru yang diberi nama Sistem Investor Area tersebut akan diluncurkan pada Februari 2009. Tujuannya, agar kasus serupa Sarijaya tidak terulang kembali. Sistem baru itu menghubungkan data yang ada di KSEI dengan rekening nasabah pasar modal secara langsung. Dengan sistem baru itu, investor bisa mengecek rekeningnya setiap saat.

Nasabah Batam

Kemungkinan bergantinya pemilik Sarijaya ini juga dibenarkan Branch Coordinator Sarijaya Sekuritas Batam, Denny Rianto. Jika sudah diganti pemilik, dana nasabah tidak ada masalah dan untuk sementara waktu penarikan dana belum dapat dilayani sampai menunggu arahan lebih lanjut dari BEI.

”Kepada seluruh nasabah diharapkan tenang dan jika terdapat pertanyaan lebih lanjut menyangkut investasi yang ada di Sarijaya dapat menghubungi nomor (021) 5237409. Kita berupaya maksimal untuk mengembalikan dana nasabah. Tetapi kapan waktunya, belum bisa dikasih tahu,” ujar Denny Rianto kepada Batam Pos, Rabu (7/1) di Kantor Sarijaya Batam, Komplek Mahkota Raya, Batam Centre.

Denny tidak menyebutkan jumlah nasabah di Batam dan berapa modal yang sudah dikelola Sarijaya Batam selama ini. Dia hanya menyebutkan ratusan nasabah dengan nilai miliaran. ”Ada pengusaha, pegawai negeri yang menjadi nasabah. Asalkan mereka ada duit Rp10 juta sudah bisa bermain saham,” kata Denny.

Kemarin, nasabah berdatangan ke Sarijaya untuk mengetahui kejelasan dana mereka. Telepon dari nasabah yang menanyakan kabar tentang dana mereka terus berbunyi.

Ahang, salah satu nasabah mengatakan, dia tidak menyangka jika perusahaan itu bisa mengalami masalah seperti ini. ”Kita sudah percaya dengan Sarijaya. Tiba-tiba saja kejadian ini bukan hanya meruntuhkan kepercayaan terhadap Sarijaya, tetapi juga bisnis pasar modal,” ujarnya.

Ahang enggan menyebutkan nilai uang yang sudah ia setorkan ke Sarijaya. ”Kita tidak bisa berbuat banyak saat ini. Karena aktivitas Sarijaya dibekukan. Mau pindah ke broker lain juga tidak bisa. Ya, tinggal menunggu kelanjutan dari Sarijaya sendiri. Semoga dana kita tetap aman,” ucapnya.

Sedangkan salah satu nasabah yang enggan disebutkan namanya mengakui, dia sempat khawatir dana yang ia investasikan melalui Sarijaya tidak kembali. ”Tetapi karena saat ini Sarijaya mengatakan tetap tenang, kita percaya saja,” ujarnya.

Sampai kemarin, aktivitas Sarijaya Sekuritas masih dihentikaan karena ada dugaan penyalahgunaan dana nasabah sebesar Rp245 miliar dan pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) yang tidak benar.

Dari pantauan Batam Pos di kantor Sarijaya Batam, tidak ada aktivitas seperti biasanya. Karyawan Sarijaya hanya memantau perkembangan perusahaan mereka lewat berita internet
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Reuters: Top News

Viva News

Liputan6 : RSS2 Feed

BBCIndonesia.com | Olahraga | Indonesian Sports index